Senin, 09 April 2012

SAJAK PILIHAN
untuk mengisi sajak pilihan kali ini adalah karya dari Siti Nurmala siswi kelas XII IPA 1 dari sekolah MAN Cianjur yang di kutip dari majalah ISMA. Akhwat kelahiran 2 Desember 1993 ini ingin berbagi inspirasi dengan Sahabat bloger. Menurutnya, puisi itu sangat unik. Berawal dari inspirai diolah dengan memadukan kata-kata pilihan dan akan melahirkan inspirasi yang lebih besar lagi. Siti Nurmala telah menulis puisi kurang lebih sebanyak tiga puluh buah.
Yuuk kita simak karya-karyanya.

Sebutir Air Mata dari Pena Biru
Kurajut sepinya lorong gelap dalam nadi tanpa gemintang
Melewati sepi goa berkabut bersama kunang-kunang
Sepatah kata tak bermakna saat kuraba dalam derita
Sebuah rintaih menggenggam hati
Berlukis fatamorgana siang tadi
Dengan sedikit goresan kecil mewarnai usangnya secarik kertas
Sebiru langit yang kesepian berkawan awan
Percaya pada tangis yang tak durhaka karena waktunya tiba
Hanya mengharap kesetiaan hari yang berganti seiring tak sabarnya matahari
Kunci semua hati yang bisa membuka mata untuk berjanji
Bawa pulang sekeping hati bersama air mata terperih
Membawa salam terkelam dari pena biru
Potret wajah itu terpatri dalam jauhnya detik yang ku lalui
Dari kejamnya suatu pagi

Figura Berbunga
Ulas tawa menyamarkan sejuta rasa
Bertabur cinta memakan sang usia
Kini mematung dalam sebuah tanya
Kapan? Siapa? Apa? Tentang sosok yang ku kenal dalam bekunya figura
Ah! Masih pula ku tanya siapa
Mentari bisa bersaksi atas binar cahaya yang dulu ada
Bersama kasih yang sering beralih seiring mimpi yang meninggi
Bersanding memuja Asma yang bersemaian dalam dada
Tak berpangku memanjakan angin yang hanya berhembus
Ilalang itu tetap harus mengepak sayap hatinya untuk tak pupus

Lembar Merah Jambu Diary Ungu
Setiap sudut begitu penuh cahaya yang berwarna
Tiada berbalut jeratan dinginnya salju yang mengintai
Selalu berucap lagu rindu bersama tarian mawar yang manja
Lebih manis dari sebatang cokelat berbentuk boneka dari Swis
Bersama indahnya cermin
Berteater lakon Sang  Jelita dari kastil awan atau dunia peri
Menyusuri setiap teluk dengan damainya sapaan samudera
Tersenyum.
Menghiasi dan mengenang hari dalam rapatnya sebuah diary

Majalah Klasik
Lembaran kisah bertepi pada perahu kecil bersampan
Menerjemahkan riak tawa di abad kerinduan
Tak berumus pasti seperti mesin industri
Bisu bersama memori padamnya seberkas cahaya
Rubrik kehidupan kian memojokkan
Ketikaedisi dari ekuator berganti kutub
Mengganti arah angin tuk sekedar menjemput tawa


bagi yang ingin berbagi puisi atau saja bisa kirim ke e-mail cecep.musta@ymail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar